Alasan Kenapa Kita Harus Nonton “Milea: Suara dari Dilan”
Siapa yang tidak kenal dengan tokoh fiksi bernama Dilan ini. Sejak kemunculannya pertama kali di novel berjudul Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, bocah SMA agak nakal ini tidak pernah berhenti membuat sensasi. Tokoh anak SMA yang cara berpikirnya nyentrik dan unik ini langsung membius para pembacanya hingga mereka jatuh cinta. Puncaknya adalah saat novel karya Pidi Baiq ini ditransformasi menjadi karya film di tahun 2018. Meledak! Film yang diberi judul Dilan 1990 ini langsung menjadi film Indonesia terlaris nomor dua dengan jumlah penonton mencapai 6,3 juta pasang mata. Wow!
Belum cukup sampai di situ, di tahun 2019, film kedua yang diberi judul Dilan 1991 pun turut menembus klasemen film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan jumlah penonton mencapai 5,2 juta jiwa. Keren! Dilan dan Milea ini sudah memiliki penggemar setia yang selalu menantikan kehadiran mereka. Pun dengan film ketiga yang rencananya akan tayang dalam waktu dekat, Milea: Suara dari Dilan. Film ini sudah amat sangat dinantikan karena ada banyak hal baru yang menjawab berbagai pertanyaan para penonton tentang hubungan Dilan dan Milea.
Milea: Suara dari Dilan adalah kelanjutan dari kisah cinta Dilan dan Milea tetapi dengan kemunculan konflik yang baru di dalamnya. Film ini diprediksi akan menarik penonton lebih banyak daripada film sebelumnya. Tidak heran film ini menjadi salah satu film yang paling ditunggu di tahun 2020. Film Milea: Suara dari Dilan akan diputar di bioskop pada tanggal 13 Februari 2020 di seluruh bioskop di Indonesia.
Ada beberapa alasan mengapa film Milea: Suara dari Dilan menjadi film yang wajib ditonton di tahun 2020. Namun, sebelum bercerita lebih jauh, kami sajikan dulu trailer dari film ini:
Trailer Milea: Suara dari Dilan
Alasan kenapa kita harus banget nonton film ini
1. Duet Vanesha dan juga Iqbaal yang semakin menunjukkan chemistry-nya
Sama seperti sebelumnya, film ini masih dengan pemeran utama yaitu Milea (Vanesha Prescilla) dan Dilan (Iqbaal Ramadhan). Kemampuan berakting Iqbaal dan Vanesha sudah tidak dapat diragukan lagi dilihat dari film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Mereka dapat menciptakan chemistry yang apik sehingga dapat membuat penonton seakan ikut merasakan emosi dari peran mereka. Selain Iqbaal dan Vanesha, film ini juga menggaet Adhisty Zara, mantan personil JKT48 yang berperan sebagai Disa yaitu adik dari Dilan. Terjun di dunia akting memang masih tergolong baru bagi Zara, namun kemampuan aktingnya di beberapa film sudah banyak mendapatkan pujian dari penonton. Selain itu, beberapa pemeran lain seperti Ira Wibowo, Happy Salma, Yoriko Angeline, dan masih banyak lagi akan mewarnai film ini.
2. Film ini dibuat dengan sangat detil
Fajar Bustomi dan Pidi Baiq tidak main-main dalam menggarap film ketiganya tentang kisah cinta Dilan dan Milea ini. Mulai dari penulisan script, pemilihan aktor dan aktris, akting dari para pemain, pengambilan gambar, dan pemilihan soundtrack, dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Semua harus bisa berjalan selaras agar menjadi indah dan mudah dinikmati. Fajar Bustomi dan Pidi Baiq ingin membuat penonton dapat benar-benar merasakan emosi yang tertuang di dalam film ini.
Trailer Dilan 1991
3. Adegan dan dialog yang siap bikin baper!
Bukan hanya adegan romantis, tetapi adegan lucu, sedih, dan menengangkan juga akan hadir di dalam film ini. Penonton akan dibuat perasaannya menjadi campur aduk dengan alur cerita, adegan, dan dialog yang dibuat. Emosi penonton akan naik turun selama film diputar dan hal tersebut yang membuat film ini menjadi tidak membosankan. Cerita dimuali dari masa kecil Dilan, bagaimana ia pindah ke Bandung dan tergabung dalam geng motor, memulai kisah cinta dengan Milea, putus, hingga dipertemukan kembali saat reuni SMA. Penonton akan dibuat seakan ikut merasakan konflik yang dirasakan oleh Milea dan Dilan di dalam film tersebut.
4. Dilan menjadi fokus utama di film ini
Jika di film Dilan 1990 dan Dilan 1991 kita selalu melihat Dilan dari sudut pandang Milea, maka di film kali ini kita akan melihat Milea dari sudut pandang Dilan. Film ini akan lebih banyak bercerita dan menyorot tentang kisah dan pikiran Dilan. Di sini Dilan akan menjadi sosok yang menceritakan kisah Milea melalui sudut pandangnya. Semua yang tidak ada di film Dilan 1990 dan Dilan 1991 akan diungkapkan di film ini. Film ini juga akan menceritakan sedikit tentang masa kecil Dilan dan keluarganya, dan bagaimana ia dididik hingga menjadi dirinya yang sekarang. Penonton akan mengetahui sosok Dilan lebih dalam di film ini sehingga melengkapi pemahaman penonton akan sosok Dilan dan Milea dari sudut pandang kedua pihak. [Erica Febianti]