Film Indonesia Terseru yang Diadaptasi dari Novel
Latar belakang pembuatan sebuah film adalah hal yang paling dasar agar sebuah karya film dapat dipertontonkan oleh orang lain. Tak terkecuali film itu berasal dari buku novel yang hanya bisa dibaca yang lalu akan kita gambar kejadiannya melalui otak kita.
Berkat kepopularitasan sebuah buku novel tersebut, banyak pegiat di balik layar perfilman tertarik untuk mengangkat cerita yang terangkai pada buku itu. Berikut deretan film Indonesia yang beradaptasikan dari sebuah buku novel.
Bumi Manusia (2019)
Sebuah buku berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan pada tanggal 25 Agustus 1980, kala itu Pramoedya Ananta Toer menulis buku ini ketika masih mendekam di Pulau Buru. Sekakarang buku itu diangkat menjadi sebuah film yang diproduksi oleh Falcon Pictures.
Pada suatu hari di Surabaya, Minke (Iqbaal Ramadhan) diajak Robert Suurhof (Jerome Kurniawan) mengunjungi ke rumah keluarga Mellema, Boerderij Buitenzorg di Wonokromo.
Kedatangan Minke disambut dengan penuh kecurigaan oleh Robert Mellema (Giorgino Abraham) yang justru menyambut Suurhof dengan penuh keakraban, tetapi sebaliknya dengan adiknya Annelies Mellema (Mawar Eva de Jongh) serta ibunya Ontosoroh (Sha Ine Febriyanti) yang menerima Minke dengan gembira. Minke mulai menjalin hubungan mesra dengan Annelies dan Ontosoroh, walau Annelies sempat merasa belum terbiasa dengan Minke.
Suatu ketika, Minke terilhami dan menulis artikel di koran Surabaya dengan nama samaran Max Tollenaar. Malam harinya, Minke tiba-tiba ditangkap oleh polisi karena tulisannya tempo hari lalu.
Minke kembali ke rumahnya yang disambut amarah oleh ayahnya (Donny Damara) karena ia berhubungan dengan Annelies, hubungan yang dinilai merusak tradisi dan budaya di Jawa.
Akankah cinta Minke dan Annelies berjalan meski mereka tahu bahwa hubungan mereka itu berada di ujung jurang?
Milea: Suara dari Dilan (2020)
Film romantis Indonesia yang diadaptasi dari novel Pidi Baiq ini merupakan kisah yang diambil dari sudut pandang Dilan dengan menampilkan hal-hal yang tidak terceritakan di dua film sebelumnya, Dilan 1990 dan Dilan 1991.
Menceritakan Dilan (Iqbaal Ramadhan), si panglima tempur sebuah geng motor yang bertempat di Bandung tahun 90-an. Menjalin hubungan dengan murid baru yang datang dari Jakarta, Milea (Vanessa Prescilla).
Dilan selalu bahagia juga bersedih saat bersama Milea, tetapi teman-teman geng motor Dilan merasa bahwa ia sudah mulai menjauhi geng tersebut. Hingga pada suatu momen, salah satu anggota geng motor Dilan, Akew (Gusti Rayhan) meninggal dikeroyok oleh sekelompok orang.
Hal itu membuat Milea semakin panik dengan nyawa Dilan. Milea juga akhirnya membuat keputusan untuk putus dengan Dilan atas peringatan agar Dilan menjauhi geng motornya.
Namun, perpisahan itu membuat mereka saling menjauh lama hingga Dilan lulus kuliah dan dewasa.
Mariposa (2020)
Berawal dari sebuah novel yang banyak dibaca oleh kalangan remaja karena komedi dan romantismenya, Mariposa sekarang menjelma menjadi sebuah film yang disutradarai oleh Fajar bustomi. Dibintangi oleh Adhisty Zara sebagai Acha dan Angga Aldi Yunanda sebagai Iqbal, yang sebelumnya serasih membintangi film Dua Garis Biru.
Iqbal seperti kupu-kupu Mariposa, selalu menghindar tatkala Acha mendekatinya. Acha sangat berambisi untuk mendapatkan hati Iqbal, cowok ganteng dan pintar, tetapi bersikat sangat dingin. Sikap dingin yang ia miliki itu ternyata merupakan tuntun dari ayahnya yang menginginkannya memenangkan olimpiade sains.
Tekad Acha sangat kuat untuk mendekati Iqbal. Namun, Amanda (Dannia Salsabilla) takut jikalau nanti Acha sakit hati dan terluka. Meskipun Iqbal sekeras batu, tetapi Acha yakin akan mendapatkan Iqbal sebagaimana air yang menetesisnya setiap waktu.
Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020)
Film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini yang biasa diapanggil dengan singkatannya “NKCTHI” ini merupakan film drama Indonesia yang diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama.
Mengisahkan Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara Aisha), dan Awan (Rachel Amanda) yang merupakan kakak beradik dengan keluarganya yang tampak bahagia.
Setelah mengalami kegagalan yang besar, Awan bertemu dan berkenalan dengan Kale (Ardhito Pramono), seorang cowok ganjil yang membawa awan kepada pengalaman-pengalaman baru tentang patah, bangun, jatuh, tumbuh, hilang, dan semua ketakutan pada umumnya.
Setelah bertemu dengan Kale, perlahan perilaku Awan menjadi berubah dan tidak disukai oleh kedua orang tuanya. Hal tersebut membuat ketiga kakak beradik ini memberontak dan malah menyebabkan terungkapnya rahasia dan trauma besar dalam keluarga mereka.